- Inilah Susunan Pengurus Lengkap PWI Pusat 2025–2030
- TMS Compas Serang Banten Raih Prestasi Gemilang di Walikota Cup 4 Jakarta Utara 2025
- DPMD Provinsi Banten Dorong Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu untuk Pencegahan Stunting dan Penguatan Peran Sosial
- Pamitan Tanpa Air Mata, Danrem 064/MY Tinggalkan Kenangan dengan Senyum
- PWI Kota Tangsel Jalin Sinergi dengan Satpol PP, Bahas Kolaborasi Strategis di Bidang Edukasi Publik
Kepala BI Banten : Penerbitan Uang Emisi 2016 Sudah Lalui Kajian
Serang, beritaindonesianet – Penerbitan sebelas uang rupiah pecahan kertas dan logam emisi 2016 yang dirilis oleh Bank Indonesia dua pekan lalu ternyata masih terus menjadi konra versi di masyarakat. Tak sedikit komentar negatif muncul dari mulai tampilan uang, logo BI, hingga foto pahlawan yang terpilih untuk menjadi simbol pecahan uang tersebut.
Kepala Bank Indonesia Cabang Banten Budiharto Setyawan mengaku pihaknya merasa prihatin terhadap perkembangan isu-isu negatif tentang uang terbitan emisi 2016. Ia mengaku pihaknya merasa berkepentingan untuk meluruskan dan juga menghindari agar isu-isu tersebut tidak semakin berkembang secara masif.
“Kita tidak menginginkan isu-isu yang tidak benar mengenai uang NKRI ini berkembang secara masif. Kita sudah jelaskan uang NKRI emisi 2016 ini penerbitannya juga melalui koordinasi dengan lembaga-lembaga atau pun intansi yang terkait dengan BIN, kementrian keuangan, kejaksaan, dan kepolisian,” ujar Budi.
Menurut Budi, penerbitan uang ini juga tidak serta merta langsung diputuskan tetapi melalui berbagai tahapan dan kajian. “Tentunya kita sudah melalui tahapan dan kajian yang sangat mendalam, bukan asal-asalan. Sehingga isu-isu yang tidak benar yang beredar di masyarakat harus kita luruskan.”
Budi juga menjelaskan tentang sejumlah pengamanan yang diberikan BI dalam uang terbitan terbaru ini. Selain logo BI, saat ini dalam uang pecahan kertas juga diberi garis pengaman yang yang berbeda jumlah garisnya untuk setiap pecahan. “Pengamanan uang yang diberikan dengan teknik rektoverso yaitu dengan teknik saling isi, jadi kalau kita lihat satu sisi itu hanya sebagian yang terlihat dan jika dari sisi lain maka baru terlihat sisi lainnya. Tapi jika kita terawang maka gambar ini baru terlihat secara utuh.” Budi menjelaskan jika dengan teknik ini maka diharapkan upaya pemalsuan uang bisa dihindari. (hen)